Duniaku keluargaku
Ayah, shalina naik kelas, horee, pinter siapa dulu anak ayah. Oh iya ya ayah kan udha janji mau ngebeliin shalina komputer pentium 4 lengkap dengan webcam dan akses internet 24 jam mana janjinya yaaah. Mmm… kayaknya kamu masih kecil deh ntar ya kalau kamu udah smp baru ayah janjiin, ntar kamu gak blajar lagi kalo di beliin komputer. Ayah kok ketinggalan zaman banget sich, zaman sekarang tuh teknologi informasi berkembang pesat, buktinya hape aja tiap bulan selalu aja ada yang baru, kita gak bole ketinggalan jaman dad. Bisa bisa nanti shalina dikatain gaptek sama temen skolah huaa ‘_’ . Iya tapi kamu harus tahu pendapatan keluarga kita sekarang ini lagi seret, ayah baru saja dipecat dan ibumu jualannya sekarang banyak saingan. Kamu bersabar yaa tunggu sampai smp ayah janji deh akan di beliin.
Huaaa ayah pelit, apa buktinya kalau keluarga kita sedang seret. Kemarin aku lihat ayah baru saja membeli hape nokia keluaran terbaru. Oh itu mah untuk keperluan bisnis ayah, hape ini sangat berharga karena bisa untuk streaming video, hape ini juga yang menyelamatkan jiwa ayah ketika di kejar anjing tetangga sebelah. Shalina tidak ingin bicara dengan ayah, ayah pelit.
Shalina tidak boleh gitu donk, masa klo gak diturutin kemauannya ngambek, kamu sabar yaa tunggu sampai taun depan ntar mama deh yang beliin. Kalo bisnis mama kali ini banjir orderan, semua keinginan kamu akan mama turutin dech. Bener mam (shalina menyeka air matanya yg sempet jatuh dan memeluk bunda) oh bunda memang ibu yang terbaik di dunia.
Bruak jder jder djer bleger, tak ctak ctak trak jder. Shalina merayakan hari kemenangannya dengan petasan. (hohoho shalina jago lo main petasannya) (ketika nyalain sumbunya di tetep megang petasannya sambil di tiup tiup kemudia dilempar dah bleger) boong deng ahiahiahia ^<>^
Ayah shalina mendapat pekerjaan baru di kota bandung, yang mengharuskannya mengajak istri dan anaknya.
Shalina, ayah punya kejutan niich, apa sih ayah. Kamu mau tau gaak, ntar kamu nyesel lagi. Okhe deh aku dengerin nich, kejutan apa sih ayah. Kita semua akan pindah ke Bandung, yip yip horee yip yip horee (yg horee Cuma ayah dan ibu). Apaaa berarti shalina juga harus pindah sekolah doink, ya iyalah ntar kamu punya teman baru yang baik baik, emang temen shalina yg skarang gak baik apaa. Iya ayah tahuu tapi apa kamu gak bosen dengan panasnya udara kota jakarta di siang hari, dan klo skolah harus antri karena macetnya jalanan dengan kendaraan, belum lagi polusi asap kendaraan bajay + bemo + metromini yang bisa bikin orang jadi bodo/ bego, asam urat, darah tinggi, jantungan, stress, stroke trus meninggal deh. Iya shalina tau tapi shalina sudah rindu dengan teman teman skolah. Oh tentu saja nanti kita bisa mengunjungi jakarta klo ayah sedang libur oke. (shalina sedih) ayah dan ibu hanya memikirkan diri sendiri tidak pernah memikirkan orang lain huaaa. (Shalina pergi dengan berurai air mata dan membanting pintu kerash gedubrak) kemudian ayah teriak hooi ntar pintunya copot.
Ayah dan ibu (saling berpandangan dan bingung harus berbuat apa), ayah biarkan shalina, mungkin sekarang dia sedang ingin sendiri. Apa tidak bisa kita tunda dulu perjalanan ke bandungnya ayah, tanya ibu. Tidak bisa karena ayah sudah terlanjur janji sama teman ayah, jawab ayah.
Shalina merenung kesal karena ia harus pindah skolah ia menyadari akan kehilangan sahabat sahabatnya yang ia kenal sejak Taman Kanak-kanak. Shalina-shalina ada temannya tuh pada datang, apakah benar kamu akan pindah ke bandung. Tanya Shinta, (teman shalina yang main berjumlah 10 orang semuanya teman sekelas) iyaa, jawab shalina. Wah enak donk pindah ke Bandung katanya di sana udaranya sejuk yach, tanya Dito. Katanya sih iya, jawab shalina sedih. (Ibu segera datang) kalian kan bisa tetap berhubungan dengan shalina dengan saling kirim surat. Jadi hubungan kalian tidak akan putus.
Ayo anak-anak dimakan donk kuenya, terima kasih ibu, jawab serentak anak-anak. Shalina ini kado buat kamu, kado ini adalah hadiah perpisahan untuk mengingat kami. Oh kalian memang teman yang terbaik di dunia, jawab shalina.
Shalina mengantar teman temannya pulang hingga pintu, mereka semua pulang ke rumahnya masing masing with feel glad. (perasaan tenang)
Pagi pagi sekali keluarga shalina mulai berkemas, hanya shalina yang tidak bersemangat di pagi yang sejuk itu. Shalina ayo cepaat bangun, kamu sudah sana mandi kemudian sholat subuh ya. Iya bu, jawab Shalina. Hanya ayah yang membara di pagi itu, sambil menyanyikan lagu lagu perjuangan ayah mengangkat kursi, lemari, tempat tidur ke truk. Para tukang pun kagum dengan semangat patriot ayah. Padahal bulan agustus sudah lewat. Lukisan itu hati hati jangan sampai robek yah, perintah ayah kepada tukang yang menurutnya kerjanya agak sembrono. Siap pak “prajurit” akan membawa dengan hati hati, jawab si tukang.
Ibu membantu shalina mengepas pakaiannya ke dalam tas, kemudian berlari kedapur mengangkat nasi dan sayur opor yang sedang di hangatkan.
Hmm sedapnya ayo bapak- bapak kita makan dulu, biar kerjanya tambah semangat. (dagingnya enak tenan ini pasti ayam kampung yah, ketika digigit berasa ngilu digigi ada yang nyangkut di gigi, ini pasti ayamnya waktu masih hidup sering main di hutan mmuuah, rasanya maak nyuuus). Ah bapak tukang bisa aja ini ayam kesayangan ayah karena sudah lama tidak bertelur lagi ya dipotong saja, sekalian buat syukuran semoga Allah menjadikan perjalanan ini lancar tidak ada halangan maupun rintangan, kata ibu. Amiiin, jawab semuanya.
Shalina menambahkan dalam hati semoga teman teman tidak cepat melupakan kepergianku karena aku sangat rindu dengan mereka semua.
Jam menunjukkan pukul 08.00 pagi dan ayah masih sibuk memeriksa truk dan kendaraan mereka, sementara itu teman teman shalina berdatangan mereka mengucapkan salam perpisahan satu persatu bersalaman, di mulai dari shinta. You are my best friend Shinta, how could I forget you when you always saved me. Sekarang aku akan pergi nanti aku akan mengirim surat kepada kalian semua.
Iring-iringan mobil berjalan dengan pelan, tidak seperti biasanya shalina agak pendiam. Sebenarnya ia sangat periang dan senang bila berkendaraan. Seringkali mimpi tak seperti yang diharapkannya.
Pagi itu hujan turun sangat lebat hingga menyebabkan air menggenangi ruas ruas jalan, belum lagi kalau kamu lagi untung bisa menemukan potongan pisang molen mengambang mengalir begitu saja menyusuri alur aliran sungai papandayan. Begitu joroknya warga jakarta hingga sungai meluap banjir karena sampah, alam telah mengganjar perbuatan bodoh manusia, karena tidak menjaga dan melestarikannya.
Huh liat tu shalina, ayah menunjukkan sungai papandayan yang meluap banjir, sampahnya banyak banget kan. Kita kalau lama tinggal di jakarta bisa bisa kna penyakit deh. Mulai dari kurap, kudis, panu, bohak, koreng, flu burung, flu kucing+gila.
Ah ayah bisanya nyebutin penyakit mulu. Emang klo tinggal di bandung kita bisa selamat dari penyakit itu, kata shalina. Oh shalina, bukan bgitu maksud ayahmu, kau harus mengerti pekerjaan ayahmu, kelak nanti bila kau menikah dan punya anak akan lah kau rasakan juga suka dukanya hidup ini, jawab ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar